Jakarta,Buserfaktapendidikan.com
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, Cholil Nafis, memberikan pandangannya terkait wacana libur sekolah sebulan penuh selama bulan Ramadan. Cholil menganggap wacana tersebut perlu kajian lebih mendalam, terutama untuk sekolah-sekolah umum yang memiliki keberagaman agama di kalangan siswa. Ia menilai, meskipun pesantren bisa melaksanakan libur panjang pada bulan puasa, sekolah umum perlu mempertimbangkan kurikulum yang harus diikuti serta jumlah siswa yang beragam keyakinannya.
Cholil menjelaskan, pesantren seringkali sudah melaksanakan libur sebulan dengan mulai libur beberapa hari sebelum Ramadan dan baru kembali aktif seminggu setelah Ramadan. Namun, untuk sekolah umum, ia berpendapat, bukan masalah libur atau tidak, yang penting adalah bagaimana menjaga produktivitas siswa. Ia juga menyoroti pentingnya pendidikan karakter dan spiritualitas yang dapat diajarkan di sekolah-sekolah selama Ramadan, agar siswa tidak hanya menerima materi pelajaran akademik, tetapi juga mendapat pembekalan keagamaan yang lebih mendalam.
Cholil menyarankan agar meskipun siswa berpuasa, proses belajar di sekolah tetap berlangsung. Menurutnya, jika kebiasaan berpuasa sambil belajar diterapkan sejak dini, hal itu tidak akan mengganggu produktivitas. Namun, ia menegaskan bahwa jika aktivitas puasa mengurangi produktivitas siswa, maka keputusan mengenai libur perlu dipertimbangkan lebih lanjut.
Di sisi lain, Menteri Agama Nasaruddin Umar memberikan tanggapan terkait wacana libur sekolah selama Ramadan. Ia mengungkapkan bahwa pondok pesantren telah mengatur libur selama bulan puasa, namun untuk sekolah-sekolah negeri dan swasta masih dalam tahap pembahasan lebih lanjut. Nasaruddin menekankan bahwa yang lebih penting adalah kualitas ibadah selama Ramadan, baik bagi anak-anak maupun orang tua, yang seharusnya tidak hanya fokus pada teori agama di sekolah, tetapi juga pada pengamalan amalan sosial dan keagamaan di masyarakat.
Wacana mengenai libur sekolah selama Ramadan sendiri pertama kali mencuat setelah Wakil Menteri Agama, Romo Muhammad Syafi’i, mengungkapkan bahwa hal tersebut masih dalam pembahasan dan belum menjadi keputusan resmi pemerintah. Sementara itu, banyak pihak berharap agar bulan Ramadan kali ini dapat berjalan lebih berkualitas, dengan anak-anak tidak hanya sekadar berfokus pada teori pelajaran, tetapi juga mampu mengamalkan ajaran agama secara langsung.
(Redaksi)