Iklan

Indonesia Tidak Butuh Industrialisasi Melainkan Agrikultur Menuju Agroindustri

Jumat, 07 Maret 2025, Maret 07, 2025 WIB Last Updated 2025-03-07T13:36:42Z

 


Kota Bekasi, buserfaktapendidikan.com


 Globalisasi kultural oke sebagai bangsa merdeka; tapi, globalisasi ekonomi tidak, bila oke, kita akan terjebak kedalam jurang neoliberalisme, jebakan Batman imperalisme/kolonialisme global, demikian dikatakan Noor Fatah alias Papank, Sekjen PNS (Politik Nusantara Sejahtera. 


Globalisasi ekonomi dg konsep industrialisasi disemua sektor ekonomi membutuhkan kapital besar dan teknologi canggih; sementara, Indonesia tidak punya modal, dan masih tertinggal jauh dalam kemajuan Iptek


Negara-negara maju Imperalisme sangat butuh pangsa pasar yg luas untuk menjual produk-produknya, dan juga mereka membutuhkan sumber daya alam dan energi dalam jumlah besar guna menghidupi proyek-proyek industrialisasinya 


Ketika, Indonesia menerima berbagai macam tawaran pinjaman multilateral dari negara-negara imperialis global untuk menghidupi industrialisasi dalam negeri; maka, yg terjadi kita terperangkap dalam jebakan Batman imperalisme/kolonialisme global (penjajahan moderen)


Nusantara memiliki kekayaan alam melimpah ruah dg jumlah penduduk +/-280 juta jiwa, seyogianya kita mampu membangun kekuatan ekonomi secara mandiri, berbasis SDA dan jumlah penduduk, seperti sektor-sektor primer Agrikultur untuk menuju kepada Agroindustri; disamping, program-program hilirisasi tambang tetap berjalan, semua hal itu dapat meningkatkan nilai tambah yg signifikan (kelipatan yg berlipat ganda)


Tinggalkan konsep industrialisasi ciptaan penjajah/ imperialisme global yg membuat rakyat susah dan negara sulit maju; karena faktanya dg industrialisasi sulit mengharapkan _trickle down effect_ , yg ada efek muncrat keatas lebih besar dan maraknya korupsi; segera bangkit bangun sektor-sektor primer Agrikultur (pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan pariwisata berbasis masyarakat)


Dg menggerakkan sektor-sektor primer Agrikultur berbasis masyarakat, maka produktivitas nasional akan meningkat drastis (GNP dan ruang fiskal negara meningkat cepat), perputaran uang di masyarakat akan berdampak menggerakkan sektor-sektor ekonomi lainnya (multiplayer effect) 


Dg demikian, program akselerasi percepatan ekonomi bukan sekedar retorika politik janji manis pemerintah; akan tetapi, kongkrit dapat memanfaatkan bonus demografi, sekaligus terhindar dari _middle Income Trap_ , sehingga terwujud gemah ripah loh jinawi; Indonesia Emas 2045. (Pas/Red)


Komentar

Tampilkan

  • Indonesia Tidak Butuh Industrialisasi Melainkan Agrikultur Menuju Agroindustri
  • 0

Terkini